Kegiatan MPLS SDN 105267 Sei Mencirim

Sei Mencirim, 14 Juli 2025

Hari pertama masuk sekolah selalu menyimpan cerita unik, haru, dan tentu saja tawa. Begitu juga yang terjadi di SDN 105267 Sei Mencirim saat menggelar kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dari siswa baru yang masih malu-malu kucing, hingga pembawa acara yang (percaya atau tidak) datang bukan menaiki motor, tapi malah mendorong motor! Ya, seharusnya naik motor, Bu Nurul Agustin, eh malah ikut senam pagi sambil dorong kendaraan. Pagi yang benar-benar menguji semangat!

Kegiatan MPLS tahun ini mengusung tema: “Dengan Senyum dan Sekolah Ramah Menciptakan Siswa Cerdas dan Bertanggung Jawab.” Sejak pukul 07.00 WIB, para guru sudah bersiap menyambut siswa baru dengan senyum ramah. Para orang tua turut hadir, mengantar anak-anaknya dengan perasaan campur aduk (antara lega dan deg-degan). Maklum, hari pertama sekolah memang selalu sukses membuat emak dan bapak lebih tegang dari anaknya.

MPLS dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 14 hingga 16 Juli 2025, dan diikuti oleh 92 siswa baru (termasuk anak pindahan) yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan yang siap memasuki dunia belajar di jenjang pendidikan dasar.

Tujuan dari kegiatan MPLS ini adalah untuk mengenalkan lingkungan sekolah, membangun semangat belajar, serta menanamkan karakter positif kepada siswa sejak hari pertama. Dengan kegiatan yang menyenangkan dan penuh makna, diharapkan siswa merasa nyaman dan siap memulai petualangan belajarnya di SDN 105267 Sei Mencirim.

Kegiatan dibuka dengan barisan guru-guru yang menyambut siswa di pintu masuk sekolah. Para siswa berkumpul dan berbaris di lapangan, menyanyikan lagu “Hari Pertama Masuk Sekolah”, “Indonesia Raya”, dan “Mars Deli Serdang” yang dipandu dengan penuh semangat oleh Ibu Nurul Agustin, yang dilanjutkan doa yang dibawakan oleh Bapak Suntoyo. Suaranya mantap, nadanya khusyuk, doanya menembus langit, dan sesekali menembus speaker juga karena mic sempat storing.

Setelah doa dan lagu-lagu wajib, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah, dalam hal ini diwakili oleh Ibu Rikka Yunita, S.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh dan bermimpi. Beliau juga menegaskan pentingnya sekolah ramah anak, bukan hanya ramah di baliho, tapi benar-benar ramah dalam hati dan aksi.

Salah satu momen paling menyentuh adalah saat serah terima siswa secara simbolis dari orang tua kepada pihak sekolah. Tangis haru pun tak dapat dibendung, terutama dari anak-anak yang belum rela melepas tangan ibu. Tapi tenang, para guru SDN 105267 sudah terlatih menghadapi drama “episode peluk tak mau lepas”, semuanya ditangani dengan peluk hangat dan senyum manis.

Acara semakin seru saat satu per satu guru memperkenalkan diri. Dari Kelas 1 sampai 6, semua tampil penuh gaya. Ada yang pakai pantun, ada ice breaking, bahkan ada yang yel-yelnya bikin anak-anak spontan ikutan jingkrak-jingkrak. Kelas 4A dibilang paling ceria, 4B paling rame, 4C paling kece, dan sisanya… ya paling lain!

Untuk mencairkan suasana, digelar ice breaking “Macam-macam Sayur dan Buah”. Anak-anak diajak menyebut sayur dan buah dengan gaya teatrikal. Misalnya: “Macam-macam buah, namanya buah-buahan. Buah yang berambut, namanya… Rambutan!” Jawabannya benar, ekspresi anak-anak? Priceless! Gelak tawa pun memenuhi lapangan sekolah.

Nah, puncak keceriaan datang saat sesi Ice Breaking ala Bu Ramadhani, guru kelas 3 yang mengirimkan pesan penuh makna (dan tawa) kepada Bu Nurul Agustin:

“Hidup itu rumit, pahit, dan sulit… kalau dijalani sendirian! Tapi kalau sederhana… itu mah bukan hidup… itu rumah makan!”  Pesan ini sukses bikin semua guru dan siswa ngakak. Bahkan beberapa siswa nyeletuk, “Bu, boleh nggak hidupnya kayak nasi goreng aja, simple tapi ngenyangin!”

Di balik layar, panitia MPLS yang diketuai oleh Ibu Rika bekerja maksimal dibantu oleh Ibu Siti, Ibu Jabat, dan Ibu Winda di bagian dokumentasi. Meski harus mengatur siswa, orang tua, sound system, dan cuaca yang agak mendung, semuanya dijalankan dengan hati yang penuh cinta. Apalagi Bu Nurul, setelah motornya parkir (alias didorong tuntas), langsung mengambil alih mic dengan senyum lebar. Lega dan lelah jadi satu!

Tidak hanya siswa yang belajar, tapi guru pun ikut belajar. Belajar bersabar, belajar fleksibel, dan belajar menerima kenyataan bahwa kadang mic bisa lebih heboh daripada murid. Tapi justru itulah yang membuat MPLS tahun ini begitu hangat dan berkesan. Tak hanya mengenal lingkungan sekolah, anak-anak juga belajar mengenal dunia kecil baru mereka yang bernama SDN 105267.

Kegiatan hari pertama diakhiri dengan menyanyikan lagu “Tujuh Kebiasaan Anak Hebat”, pembagian kelas dan pengabsenan siswa. Wali kelas masing-masing membawa anak-anak ke ruang kelas sambil menyapa dengan suara lembut: “Selamat datang, Nak.” Anak-anak pun melangkah masuk, beberapa masih menoleh ke belakang mencari ibunya, tapi semua berjalan lancar. Sungguh, awal yang indah untuk perjalanan panjang penuh ilmu.

MPLS bukan sekadar kegiatan pengenalan. Ia adalah pintu gerbang menuju dunia belajar yang menyenangkan. Ia adalah jembatan pertama untuk anak-anak yang baru saja beralih dari rumah ke sekolah. Dan SDN 105267 Sei Mencirim telah membuktikan bahwa hari pertama bisa jadi cerita paling manis dalam album masa kecil.

Sebagai penutup, keluarga besar SDN 105267 Sei Mencirim menyampaikan terima kasih kepada seluruh orang tua, panitia, guru, dan siswa yang telah berpartisipasi dan mendukung lancarnya kegiatan MPLS hari pertama ini. Semoga semangat hari ini menjadi awal dari perjalanan panjang yang membanggakan.

Pantun Penutup:

Ke warung beli onde-onde,
Dibungkus daun pakai selotip.
Masuk sekolah jangan cuma ngode,
Belajar serius biar naik tingkat sip-sip!

Burung nuri naik sepeda,
Jatuh nyungsep di tumpukan jerami.
SDN 105267 sekolahnya beda,
Belajarnya asyik, gurunya pun lucu-lucu alami!

Dokumentasi Kegiatan


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *